I. PENDAHULUAN
Buku ini berjudul Desain Pembelajaran berbasis TIK, dikarang oleh
Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd dan Dr. Iskandar, M.Pd.
Diterbitkan di Jakarta tahun 2012 oleh penerbit Referensi. Ketebalan buku ini terdiri dari 342 halaman. Cetakan diatas kertas kualitas baik.
Isi buku terdiri dari 17 bab yaitu 1) Orientasi Baru di Dunia Pembelajaran, 2)
Desain Tujuan Pembelajaran, 3) Desain Materi Pembelajaran , 4) Desain
Karakteristik Peserta didik, 5) Desain Proses Pembelajaran, 6) Desain Interaksi
Pembelajaran, 7) Desain Pesan Pembelajaran, 8) Desain Kelas dan Peserta Didik,
9) Desain Pengelolaan Kelas, 10) Desain Strategi dan Metode Pembelajaran, 11)
Desain Media Instruksional, 12) Desain Tugas dan Tagihan Belajar, 13) Desain
Evaluasi Pembelajaran, 14) Profesi dan Kompetensi Guru Profesional, 15, Menjadi
Guru yang Profesional, 16) Desain
Penelitian Tindakan Kelas sebagai Model Pengembangan Profesi Pendidik, 17)
Desain Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi Komunikasi. Disertai dengan
tabel, catatan kaki, setiap BAB
diberikan penjelasan hal-hal
penting, dll.
Buku ini menyajikan berbagai kiat
mendesain pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam pendidikan, yang
diharapkan dapat diterapkan calon guru, yang ingin optimal di kelas. Sebelum
memulai menyampaikan materi di depan siswa terlebih dahulu yang penting
diperhatikan adalah bagaimana mendesain tujuan, kompetensi dan indikator
pembelajaran. Selanjutnya seorang guru harus mengenali karakteristik peserta
didik secara detail, dapat melakukan interaksi belajar yang kuncinya adalah
kemampuan berkomunikasi, baik secara verbal maupun non verba, dapat merancang
pesan pembelajaran, strategi pengelompokan siswa, strategi melaksanakan
pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, menentukan muatan pembelajaran, analisis
tugas atau tagihan-tagihan kegiatan dalam pembalajaran dan yang terakhir
melakukan evaluasi pembelajaran, yang terpenting bagi pendidikan dan peserta
didik dapat menguasi dan menerapkan
teknologi informasi dalam mendukung proses pembelajaran.
II. RINGKASAN BUKU
- BAB I
Isi Bab I ini terdiri dari : Pendahuluan,
karakteristik Sekolah, mengapa perlu desain pembelajaran, desain kurikulum dan
pengembangan guru dan peserta didik berbasis teknologi informasi.
Dalam
sub bab “Pendahuluan” diuraikan tentang munculnya era globalisasi di penghujung
millennium kedua ini, telah membuka wawasan dan kesadaran masyarakat, dengan
sejumlah harapan sekaligus kecemasan. Harapan-harapan ini muncul karena ada
perbaikan kualitas hidup dan kehidupan
disatu sisi sebagai akibat pebguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) serta informasi dan teknologi (INFOTEK), dan disisi lain muncul juga
kecemasan-kecemasan, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan yang tterlalu
cepat menyebabkan kondisi masyarakat sulit untuk beradaptasi di dalamnya.
Bangunan
bagi masyarakat menjadi salah satu pondasi teknologi dan informasi dalam
rentang waktu yang sangat singkat telah menjadi salah satu pondasi bagi
masyarakat modern, pemahaman dan penguasaan teknologi informasi merupakan
jantung dalam dunia pendidikan.teknologi informasi (Internet) sudah merasuk ke
dalam kehidupan kita sehari-hari khususnya dunia pendidikan.
Teknologi
informasi internet yang mendobrak batas
ruang dan waktu menciptakan peluang dan juga masalah-masalah baru bagi dunia
pendidikan kita. Dengan kata lain satu sisi teknologi di hasilkan oleh
orang-orang yang pendidikan yang berasal dari lembaga pendidikan, disatu sisi
lembaga pendidikan membutuhkan teknologi. Dengan lajunya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini, ditambah dengan berkembangnya dunia maya yang
website/situs diseluruh dunia.
Salah
satu tujuan unisco adalah memastikan bahwa semua Negara, baik yang berkembang,
telah mempunyai akses kepada fasilitas-fasilitas pendidikan yang baik yang sangat
penting untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas yang diharapkan mampu bersaing
dan bersanding serta kontributif terhadap bangsa dan Negara.
Hari
ini para peserta didik mulai dari SD,SMP, SMA, serta perguruan tinggi sudah
diperkenalkan dengan dunia informationTechnologi
. dengan diterapkan model pembelajaran berbasis multimedia akan membantu siswa
dan mahasiswa agar lebih melek lagi dengan dunia informasi teknologi karena
tidak semua peserta didik kenal betul dengan dunia ini. Banyaknya harapan yang
belum terpenuhi, dan tingkat kecemasan yang tinggi menuntut adanya pembekalan
bagi lembaga pendidikan, agar terjadi akselerasi kea rah pembelajaran
masyarakat. Akselerasi pembelajaran masyarakat tersebut menuntut kesiapan
sekolah, baik secara internal maupun secara eksternal.
Secara
internal, pendidikan yang bertumpu pada sekolah melakukan persiapan-persiapan
dan pembenahan-pembenahan, baik dari segi
sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, proses
pembelajaran, pembiayaan, dan manajemen. Secara eksternal pendidikan bertumpu
di sekolah ini, secara mutlak tidak dapat melakukan fungsi-fungsi manajerialnya
sendiri, hal ini disebabkan karena keterbatasan baik dari segi manajemen,
profesionalitas pendidik, tingkat penguasaan metodologis pengajaran, serta
pembiayaan.
Lembaga
pendidik yang berkualitas merupakan dambaan setiap komponen masyarakat, baik
komponen masyarakat sekolah yang
terdiri dari peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan , maupun
masyarakat dalam arti luas yaitu orang tua atau masyarakat lain dari pengguna
pendidikan atau simpatisan yang menaruh perhatian terhadap kuantitas dan kualitas output
sekolah, yang pada akhirnyaakan menggunakan jasa pendidikan yang berkualitas
tersebut.
Salah
satu kendala untuk mewujudkan sekolah yang menghasilkan produk yang optimal
yaitu pihak sekolah hanya mendekati dari satu sisi misalnya, dari sisi
peningkatan kualitas penndidik dan tenaga kependidikan; sisi sarana dan
prasarana pendidikan; sisi proses pembelajarannya; atau hanya melihatnya dari
sisi peserta didik; bahkan tidak menutup kemungkinan dari hasil prosesnya saja,
misalnya dalam bentuk hasil ujian.
Pada
Sub Bab karakteristik sekolah, diuraikan Adanya kebijakan dalam rangka
mengintegrasikan informasi kedalam pendidikan merupakan suatu terobosan yang
diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Sejauh ini
pengembangan teknologi Informasi terkonsentrasi di sekolah kota sedangkan
sekolah di pusat desa dan di ujung desa sebatas retorika. Walaupun komitmen
pemerintah menyatakan melakukan kebijakan internet masuk desa. Sehingga terjadi
kesenjangan pendidikan sekolah pusat kota dan sekolah pusat desa serta sekolah
di ujung desa. Banyak faktor yang menyebabkan terjadi kesenjangan ini, salah
satunya adalah infrastruktur sekolah belum memenuhi standar, fasilitas
perangkat keras dan perangkat lunak teknologi informasi belum merata (computer,
jaringan internet, disamping itu distribusi guru yang belum merata). Kondisi
ini diperparah dengan tidak sesuainya kualifikasi guru yang mengajar suatu mata
pelajaran, serta guru lamban dalam memahami dam menguasai informasi teknologi
yang disinergikan di dalam proses pembelajaran dalam mengintegrasikan Teknologi
& Komunikasi ke dalam pendidikan, kita mampu memperkecil kesenjangan
pendidikan, kita mampu memperkecil kesenjangan antara pusat kota dan ujung
desa.
Pertukaran
informasi menjadi semakin cepat dan instan, namun lembaga pendidikan yang masih
menggunakan sistem tradisional dalam proses pembelajaran di jenjang sekolah dan
perguruan tinggi yang kita anggap memberikan informasi dengan sangat lambat dan
tidak seiring dengan perkembangan teknologi informasi.
Pada
sub bab Mengapa perlu desain pembelajaran
Desain pembelajaran merupakan fungsi yang sangat esensial karena
pengelolan dan evaluasi pembelajaran pada hakikatnya tergantung pada desain
pembelajaran yang telah dibuat oleh pendidik. Perancangan setiap kegiatan
pembelajaran harus dilakukan secara sistematik.
Upaya pengembangan desain pembelajaran ini amat penting untuk dilakukan
oleh seseorang pendidik. Esensi dari desain pembelajaran adalah merancang
seperangkat tindakan yang bertujuan untuk mengubah situasi yang diinginkan.
Demikian pula pengembangan bahan pembelajaran dan evaluasi, baik proses maupun
hasilnya. Berdasarkan UU 14 Tahun 2005 menyatakan bahwa guru adalah pendidik
yang professional, profesi adalah pekerjaan profesi sebagai pendidik harus
memiliki keterampilan desain pembelajaaran, selain dia harus memfasilitasi
dirinya dengan seperangkat pengalaman, keterampilan dan pengetahuan tentang keguruan sesuai
keilmuan yang ditekuninya.
Banyak guru dalam mengajar, masih terkesan
gugur kewajiban. Guru semacam ini, relative tidak memerlukan suatu desain yang
baik, strategis, kiat dan berbagai metode tertentu dalam mengajar. Baginya,
bagaimana sebuah peristiwa embelajaran dapat berlangsung. Mereka tidak peduli
dengan latar belakang siswa dan karakteristiknya, mereka merasa tidak perlu
membuat perencanaan mengajar, perencanaan dan pengembangan tujuan, kompetensi
dan indicator, perencanaan pesan, mereka mengabaikan penggunaan media dalam
pembelajaran, mereka mengabaikan di dalam pembelajran selain ada evaluasi
sumatif dan formatif juga harud dilakukan evaluasi komperehensif dan alternatif
yang lebih berdasarkan pada fortopolio dan diutamakan penilaian kinerja peserta
didik berbasis kelas, dan mereka juga mengabaikan belajar tuntas, dan yang
tidak kalah penting yang mereka abaikan adalah aspek-aspek akademis,
psikologis, sosiologis, dan budaya dalam pembelajaran. buku ini memuat tuntunan praktis dan teknis
bagi calon guru, mahasiswa dan praktisi pendidikan lainnya, yang memiliki kepedulian
dan ingin menjadi menjadi guru professional dan kompetensial.
Pada sub bab desain kurikulum dan pengembangan guru
peserta didik berbasis teknologi informasi
menguraikan perkembangan teknologi informasi menciptakan
perubahan-perubahan dalam pekerjaan, kompetensi yang dibutuh pun berubah.
Pengggunaan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah merupakan satu
keharusan yang harus dilakukan oleh para pendidik dan peserta didik dalam
proses pembelajaran, proses pembelajaran sekolah hari ini tertantang dengan
hadirnya teknologi informasi (internet).
- BAB II
Pada bab II berisi tentang desain tujuan pembelajaran,
bab ini terdiri dari sub bab pendahuluan tujuan pendidikan dan pengajaran
diartikan sebagai suatu bentuk usaha untuk memberikan rumusan hasil yang
diharapkan dari siswa/mahasiswa sebagai subjek belajar, sehingga member kearah
mana proses belajar mengajar itu di bawa dan dilaksanakan.
Proses pembelajaran penyelenggaraan pendidikan secara
formal dan non formal di Indonesia sudah berlangsung lama, namun sistem
penyelenggaraan dan hasil belum sesuai yang kita harapkan salah satunya fakta
konkritnya yaitu masih terlalu sedikit para pendidik di sekolah dan perguruan
tinggi yang menerapkan rumusan tujuan instruksional secara benar dan jelas.
Pada sub bab ini diuraikan keharusan
tujuan pembelajaran karena merupakan suatu keharusan bagi dosen, guru
(pendidik) dalam rangka merumuskan atau merancang bahan pelajaran yang akan
diajarkan kepada siswa.
Pada sub bab manfaat tujuan
pembelajaran. tujuan instruksional lahir dangan diawali oleh usaha B.F.Skinner
pada tahun 1950 yang menerapkan ilmu behavioris kemudian dari teori skinner
Robert mager menyusun buku dangan judul instruksional objective (1962) yang
pada tahun 1970 an telah diterapkan secara meluas di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Teori ini diterapkan pada saat pengajar merumuskan atau merancang
satuan pelajaran dan bahan pelajaran.
Pada
sub bab taksnomi tujuan pembelajaran. tujuan instruksional dituangkan dalam
tiga kawasan intruksional yaitu kawasan kognitf, afektif, dan psikomotorik.
Menurut benyamin S. Bloom dan D. Kratwool taksonomi diartika sebagai salah satu
metode klasifikasi tujuan instruksional secara berjenjang dan progresif ke
tingkat yang lebih tinggi.
pada
sub bab teknik menulis tujuan pembelajaran diuraikan secara umum tujuan instruksional di bagi dua
yakni 1) tujuan pembelajaran umum (TPU) yang biasa disebut juga maksud, atau
tujuan akhir. 2) tujuan pembelajaran khusus (TPK) disebut tujuan saja.
Pada sub bab format untuk menulis
tujuan pembelajaran diuraikan tata bahasa merupakan unsur yang perlu
diperhatikan dalam menulis tujuan. Sebab dari unsur tersebut dapat dilihat
konsep atau proses berpikir seseorang dalam menuangkan ide-idenya. Menurut
mager tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dengan jelas, artinya tanpa
diberi penjelasan tambahan apapun, pembaca (guru,siswa atau sasaran didik
lainnya sudah dapat menangkap maksudnya.
- BAB III
Pada bab III ini diuraikan tentang merancang dan
mengorganisasi materi pelajaran. Materi atau bahan pelajaran yang kita rancang,
mesti telah terseleksi dan terorganisir disesuaikan tingkat kemampuan siswa
yang akan belajar, apakah muatan itu pada ranah pengetahuan tingkat rendah,
menengah dan tinggi demikian juga ranah
pemahaman dan ranah keterampilan.
Pada sub bab menyusun materi bahan ajar diuraikan
tingkat belajar yang paling rendah menurut
Gagne adalah informasi verbal, karena tingkat ini menuntut hafalan, mengingat
kembali atau kemampuan menentukan berbagai fakta khusus.
Pada sub bab tanggungjawab professional menguraikan guru
harus memiliki tanggungjawab atas muatan/materi pelajaran yang di sampaikan
terhadap siswa secara professional, tanggungjawab tersebut secara penuh atau
akuntabilitinya. Menetapkan tujuan instruksional khusus. Tidak hanya itu
pelayanan terhadap siswa dalam berinteraksi, memberi kesempatan siswa untuk
bertanya lebih banyak, waktu lebih banyak dikuasai oleh siswa dan siswalah
sebagai sebagai titik pusat belajar.
- BAB IV
Pada bab IV berisi tentang “Desain karakteristik
peserta didik, ini terdiri dari sub-sub
bab yaitu karakteristik peserta didik diantaranya 1) entering behavior
(perilaku awal) yaitu perilaku yang diperilaku terminal tertentu yang baru. 2)
latar belakang akademis dan sosial. Faktor-faktor akademis, sosial dan
psikologis.
Sub bab perkembangan individu peserta didik
pengetahuan tentang perkembangan individu murid, siswa, dan mahasiswa (peserta
didik) dalam proses pembelajaran sanga penting bagi guru, dosen (pendidik),
orang tua, stakeheldor dalam dunia pendidikan formal maupun non formal.
Pada sub bab Belajar dan fase-fase prkembangan
individu diuraikan fase-fase perkembangkan pada manusia sejak dari masa
kanak-kanak sampai tua, dikemukan oleh Havinghurst yang dikutip oleh Made
pidarta, 1997 sbb: fase perkembangan masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja,
masa dewasa awal, masa setengah baya, masa tua.
Pada sub bab perkembangan individu secara didaktis
diuraikan masa usia pra sekolah, masa usia jenjang pendidikan dasar, masa usia
jenjang pendidikan menengah (masa remaja), masa usia jenjang pendidikan tinggi
(umur 18 hingga umur 25 tahun).
- BAB V
Pada Bab ini desain proses pembelajaran. Pada bab ini diuraikan proses pembelajaran
merupakan kegiatan fundamental dalam proses pendidikan yang mana terjadinya proses belajar yang tidak
terlepas dari proses mengajar.
Pada sub bab konsep dan makna belajar. Belajar di
defenisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah
lewat reaksi dari suatu situasi yang di hadapi, dengan keadaan bahwa
karakteristik- karakteristik dari perubahan sementara dari organisme. Makna
dari proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku, karena memperoleh
pengalaman baru. Pada sub bab teori-teori tentang pembelajaran dikemukakan
aliran psikologi yang sangat mempengaruhi pembelajaran yaitu 1) teori belajar
behaviorisme yang memandang individu dari sisi jasmaniah tanpa melihat aspek
mental. Yang lebih menekankan pada
tingkah laku manusia. 2) teori belajar humanistic yang dipelopori oleh abrham
maslow yang melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada
berfokus pada ketidaknormalan atau sakit seperti yang dilihat oleh teori
psikoanalisis freud. 3) teori belajar konstruktivisme merupakan teori
perkembangan menurut piaget yang salah satu teorinya memahami perkembangan
kognitif. Piaget mengatakan bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat
tahap yaitu: (1) sensory motor, (2) pre operational, (3) concrete operational,
(4) formal operational.
Pada sub bab penetapan standar proses pembelajaran diuraikan
yaitu perencanan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil belajar dan pengawasan proses pembelajaran, untuk terwujudnya
proses proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Pada sub bab model-model
pembelajaran diuraikan 1) model pembelajaran kooperatif yang merupakan
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi saling asuh
antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan. 2) model pembelajaran remedial merupakan layanan
pendidikan yang diberikan pesera didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga
mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan.
Pada sub bab metode-metodedalam pembelajaran diuraikan
beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu (1) metode
ceramah, (2) metode Tanya jawab, (3)
metode diskusi, (4) metode tugas dan resitasi, (5) metode kerja kelompok, (6)
metode demonstrasi dan eksperimen (7) metode sosiodrama dan eksperimen
(8)metode problem solving (9)metode susun regu (10) metode latihan (drill),
(11) metode karyawisata.
Pada sub bab faktor-faktor dominan dalam peningkatan
mutu proses pembelajaran di sekolah seperti yang disarankan oleh sudarwan Danim
yaitu dengann melibatkan lima faktor yang dominan seperti kepemimpinan kepala
sekolah, siswa, guru, kurikulum, dan jaringan kerjasama. Pada sub bab strategi peningkatan
mutu proses pembelajaran diuaraikan untuk meningkatakan mutu pendidikan
pembelajaran harus di awali dengan strategi peningkatan pemerataan pendidikan,
dimana unsur makro dan mikro pendiikan ikut terlibat untuk menciptakan
(equality dan equity).
E. BAB VI
Pada Bab VI ini, berisi tentang proses interaksi sehingga menurut (surakmad,
1986) menggolongkan interaksi kepada tiga hal yakni pengalaman riil yaitu
segenap media di dalam kehidupan sehari-hari, pengalaman buatan yaitu segenap
media yang sengaja diciptakan untuk mendekatkan pengertian pada pengalaman
riil. Pengalaman verbal yaitu dimana bahasa adalah alat utama, baik lisan
maupun tertulis.
Pada sub bab memahami ciri-ciri interaksi pembelajaran
diuraikan komponen pendukung interaksi edukatif yaitu tujuan yang ingin
dicapai, ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi, ada siswa yang aktif, ada
guru yang berperan, ada metode yang relevan, ada situasi yang mendukung dalam
proses pembelajaran, ada penilaian terhadap hasil interksi.
- BAB VII
Pada bab VII ini diuraikan tentang desain pesan
pembelajaran. pada sub bab hakikat merancang pesan diuaraikan rancangan pesan
melibatkan perencanaan untuk manipulasi bentuk fisik pesan. Hal ini mencakup
prinsip-prinsip perhatian, persepsi, ingatan yang menunjukkan spesifikasi pada
bentuk pesan yang membantu pengirim dan penerima.
Pada sub bab jenis-jenis pesan diuaraikan pesan
verbal, pesan non verbal. Pada sub bab interaksi pesan verbal dan non verbal
diuraikan dalam suatu komunikasi berbagai saluran, konteks dan pesan terjadi
secara serentak. Semuanya tidak pernah terpisah secara absolut, tapi
terinteraksi. Maka pesan verbal, konteks, ekspresi muka dan suara, satu sama
lain saling mempengaruhi dan memberikan peran yang semuanya amat sangat menetukan
bagi interpretasi serta responnya.
Pada sub bab proses pembelajran dan pengemasan pesan
diuraikan di dalam suatu pembelajran guru memberikan atau menyampaikan
informasi kepada siswa dalam bentuk pesan tertulis dan lisan. Pada sub bab
pendekatan dalam penyampaian pesan dijelaskan pendekatan yang diambil guru
mengajar sebagian besar bersifat taktis. Pendekatan yang berkisar pada
pemilihan alternatif- alternatif. Pada sub bab pendekatan psikologi dalam
berkomunikasi diuraikan proses komunikasi timbal balik disebutkan juga
interaksi dalam arti saling mempengaruhi individu yang satu dengan individu
lainnya.
- BAB VIII
Pada bab ini diuraikan desain kelas dan peserta didik pada
sub bab ukuran kelompok peserta didik di kelas dijelasakan berdasarkan pada
pelaksanaan pendidikan teori pendidikan. Pada sub bab ukuran kelas optimal
dibagi menjadi kelas besar dan kelas kecil.
Pada sub bab rentang control jumlah kelas yang besar
sangat mempengaruhi eektifitas pembelajaran dan berpengaruh pula dalam
komunikasi pembelajaran. pada sub bab
konsekuensi dan bertambah besarnya kelompok pada umumnya penelitian membuktikan
bahwa besanya kelompok mempunyai beberapa akibat.
- BAB IX
Pada bab ini diuraikan bagaimana desain pengelolaan
kelas. Pada sub bab pengertian
pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan oleh
guru dosen dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi optimal. Pada
sub bab penerapan asas-asas didaktik dalam proses pembelajaran di kelas
meliputi asas keterlibatn belajar siswa secara aktif di kelas, asas memberikan
motivasi.
Pada sub bab dimensi pengelolaan kelas dibagi menjadi
dimensi pencegahan, dimensi tindakan, dan dimensi penyembuhan. Pada sub bab
kondisi dan situasi belajar di kelas diuaraikan berdasarkan kondisi fisik. Pada sub bab komponen pengelolaan kelas
meliputi tindakan preventif dan tindakan refresif.
- BAB X
Pada bab ini diuraikan desain strategi dan metode pembelajaran. pada
pemilihan strategi pembelajaran kita mengajukan dua pertanyaan yaitu seberapa
jauh strategi yang di susun itu di
dukung dengan teori-teori psikologi dan teori pembelajaran? kedua, seberapa
jauh strategi ini disusun secara tepat dalam membuat siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah detetapkan sebelumnya. Pada sub bab komponen belajar
dibagi menjadi komponen utama pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran urutan
kedua sub komponen penyajian, ketiga sub komponen penutup.
- BAB XI
Pada bab ini diuraikan desain media dan sumber
pembelajaran diuraikan berdasarkan pemanfaatn media, difusi inovasi, implementasi
dan instusionalisasi, kebijakan dan peraturan-peraturan. Pada sub bab
klasifikasi penggolongan media pembelajaran digolongkan berdasarkan media audio
(media dengar). Pada sub bab sumber pembelajaran dibagi dua yakni sumber
pembelajran yang sengaja direncanakan dan sumber pembelajaran yang karena
dimanfaatkan.
Pada sub bab desain
pengembangan sumber belajar mencakup apa saja yang digunakan untuk membantu
tiap orang untuk belajar dan menampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi
pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar. Pada sub bab pemberdayaaan sumber
belajar Sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar.
Pada sub bab ruang kelas sebagai sumber belajar dapat dilakukan brbagai
aktivitas pendidikan dan pengajaran dengan berbagaai pendekatan mengajar.
- BAB XII
Pada bab ini diuraikan desain tugas dan tagihan belajar diuraikan
berdasrkan jenis tagihan belajar dan tugas, sumber informasi, dan merinci
tugas.
- BAB XIII
Pada bab desain pembelajaran. pada sub bab jenis-jenis pola menilai hasil
belajar di bagi menjadi ujian tertulis,
ujian objektif. Pada sub bab merancang alat ukur setiap alat ukur memiliki
keunggulan dan kekurangan.
- BAB XIV
Pada bab ini diuraikan pada sub bab profesi dan kompetensi guru dibagi
menjadi konsepsi dan cirri-ciri profesi, guru sebagai profesi, mengapa guru
harus professional, kompetensi guru.
- BAB XV
Pada bab ini diuraikan menjad guru profesionalfiuraikan berdasrkan
paradigma profesionalitas guru, guru sebagai profesi, mengapa guru harud
professional dalam mendesain pembelajaran, profesionalisme guru, etika profesi
keguruan.
- BAB XVI
Pada bab ini diuraikan desain penelitian tindakan kelas sebagai model
pengembangan peserta didik. Diuraikan mengapa perlu penelitian tindakan kelas
(PTK) dalam pembelajaran, urgensi penelitian tindakan kelas bagi guru dan
dosen, keharusan guru dan dosen meneliti, langkah-langkah penelitian tindkan
kelas,kajian teori, perumusan hipotesis tindakan, pembuatan rencana dan
prosedur tindakan.
- BAB XVII
Pada bab ini desain pembelajaran berbasis teknologi informasi diraikan
berdasarkan pembelajaran berbasis internet, metode pembelajaran bebasis
internet, media pembelajaran berbasis komputer, kompetensi profesi guru
berbasis ict dan pendidikan dan penyiapan SDM berbasis IT.
III. ANALISIS
Secara umum buku ini memiliki kelebihan dengan
memberikan penjelasan dan petunjuk yang sangat baik bagaimana mendesain
pembelajaran dalam era globalisasi. desain pesan pembelajaran. pada sub bab
hakikat merancang pesan diuaraikan rancangan pesan melibatkan perencanaan untuk
manipulasi bentuk fisik pesan. Hal ini mencakup prinsip-prinsip perhatian,
persepsi, ingatan yang menunjukkan spesifikasi pada bentuk pesan yang membantu
pengirim dan penerima.
Pada sub bab jenis-jenis pesan diuaraikan pesan
verbal, pesan non verbal. Pada sub bab interaksi pesan verbal dan non verbal
diuraikan dalam suatu komunikasi berbagai saluran, konteks dan pesan terjadi
secara serentak. Semuanya tidak pernah terpisah secara absolut, tapi
terinteraksi. Maka pesan verbal, konteks, ekspresi muka dan suara, satu sama
lain saling mempengaruhi dan memberikan peran yang semuanya amat sangat menentukan
bagi interpretasi serta responnya.
Proses pembelajran dan pengemasan pesan diuraikan di
dalam suatu pembelajran guru memberikan atau menyampaikan informasi kepada
siswa dalam bentuk pesan tertulis dan lisan. Pendekatan dalam penyampaian pesan
dijelaskan pendekatan yang diambil guru mengajar sebagian besar bersifat
taktis. Pendekatan yang berkisar pada pemilihan alternatif- alternatif. Pada
sub bab pendekatan psikologi dalam berkomunikasi diuraikan proses komunikasi
timbal balik disebutkan juga interaksi dalam arti saling mempengaruhi individu
yang satu dengan individu lainnya.
REFRENSI
Arikunto, suharsimi. 1989. Dasar evaluasi pendidikan.
Jakarta :PT bumi aksar.
Andhika
.2005.apa itu internet? ( www.andhika.com
) diambil 25 februari 2006
Bermawi
munthe. 2009. Desain pembelajarn. Yogyakarta : pustaka insan madani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar