SELAMAT DATANG DI BLOG MEDIA PEMBELAJARAN

Selasa, 30 April 2013

resensi Buku: "Desain Pembelajaran berbasis TIK"

I. PENDAHULUAN

Buku ini berjudul Desain Pembelajaran berbasis TIK, dikarang oleh Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd dan Dr. Iskandar, M.Pd.  Diterbitkan di Jakarta tahun 2012 oleh penerbit Referensi.  Ketebalan buku ini  terdiri dari 342 halaman.  Cetakan diatas kertas kualitas baik.
 Isi buku terdiri dari 17 bab yaitu  1) Orientasi Baru di Dunia Pembelajaran, 2) Desain Tujuan Pembelajaran, 3) Desain Materi Pembelajaran , 4) Desain Karakteristik Peserta didik, 5) Desain Proses Pembelajaran, 6) Desain Interaksi Pembelajaran, 7) Desain Pesan Pembelajaran, 8) Desain Kelas dan Peserta Didik, 9) Desain Pengelolaan Kelas, 10) Desain Strategi dan Metode Pembelajaran, 11) Desain Media Instruksional, 12) Desain Tugas dan Tagihan Belajar, 13) Desain Evaluasi Pembelajaran, 14) Profesi dan Kompetensi Guru Profesional, 15, Menjadi Guru yang Profesional, 16)  Desain Penelitian Tindakan Kelas sebagai Model Pengembangan Profesi Pendidik, 17) Desain Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi Komunikasi. Disertai dengan tabel, catatan kaki, setiap BAB  diberikan penjelasan  hal-hal penting, dll.

 Buku ini menyajikan berbagai kiat mendesain pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam pendidikan, yang diharapkan dapat diterapkan calon guru, yang ingin optimal di kelas. Sebelum memulai menyampaikan materi di depan siswa terlebih dahulu yang penting diperhatikan adalah bagaimana mendesain tujuan, kompetensi dan indikator pembelajaran. Selanjutnya seorang guru harus mengenali karakteristik peserta didik secara detail, dapat melakukan interaksi belajar yang kuncinya adalah kemampuan berkomunikasi, baik secara verbal maupun non verba, dapat merancang pesan pembelajaran, strategi pengelompokan siswa, strategi melaksanakan pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, menentukan muatan pembelajaran, analisis tugas atau tagihan-tagihan kegiatan dalam pembalajaran dan yang terakhir melakukan evaluasi pembelajaran, yang terpenting bagi pendidikan dan peserta didik dapat menguasi dan menerapkan teknologi informasi dalam mendukung proses pembelajaran.

II. RINGKASAN BUKU

  1. BAB I
Isi Bab I ini terdiri dari : Pendahuluan, karakteristik Sekolah, mengapa perlu desain pembelajaran, desain kurikulum dan pengembangan guru dan peserta didik berbasis teknologi informasi.
Dalam sub bab “Pendahuluan” diuraikan tentang  munculnya era globalisasi di penghujung millennium kedua ini, telah membuka wawasan dan kesadaran masyarakat, dengan sejumlah harapan sekaligus kecemasan. Harapan-harapan ini muncul karena ada perbaikan kualitas hidup dan kehidupan  disatu sisi sebagai akibat pebguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta informasi dan teknologi (INFOTEK), dan disisi lain muncul juga kecemasan-kecemasan, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan yang tterlalu cepat menyebabkan kondisi masyarakat sulit untuk beradaptasi di dalamnya.
Bangunan bagi masyarakat menjadi salah satu pondasi teknologi dan informasi dalam rentang waktu yang sangat singkat telah menjadi salah satu pondasi bagi masyarakat modern, pemahaman dan penguasaan teknologi informasi merupakan jantung dalam dunia pendidikan.teknologi informasi (Internet) sudah merasuk ke dalam kehidupan kita sehari-hari khususnya dunia pendidikan.
Teknologi informasi internet yang  mendobrak batas ruang dan waktu menciptakan peluang dan juga masalah-masalah baru bagi dunia pendidikan kita. Dengan kata lain satu sisi teknologi di hasilkan oleh orang-orang yang pendidikan yang berasal dari lembaga pendidikan, disatu sisi lembaga pendidikan membutuhkan teknologi. Dengan  lajunya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, ditambah dengan berkembangnya dunia maya yang website/situs diseluruh dunia.
Salah satu tujuan unisco adalah memastikan bahwa semua Negara, baik yang berkembang, telah mempunyai akses kepada fasilitas-fasilitas pendidikan yang baik yang sangat penting untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas yang diharapkan mampu bersaing dan bersanding serta kontributif terhadap bangsa dan Negara.
Hari ini para peserta didik mulai dari SD,SMP, SMA, serta perguruan tinggi sudah diperkenalkan dengan dunia informationTechnologi . dengan diterapkan model pembelajaran berbasis multimedia akan membantu siswa dan mahasiswa agar lebih melek lagi dengan dunia informasi teknologi karena tidak semua peserta didik kenal betul dengan dunia ini. Banyaknya harapan yang belum terpenuhi, dan tingkat kecemasan yang tinggi menuntut adanya pembekalan bagi lembaga pendidikan, agar terjadi akselerasi kea rah pembelajaran masyarakat. Akselerasi pembelajaran masyarakat tersebut menuntut kesiapan sekolah, baik secara internal maupun secara eksternal.
Secara internal, pendidikan yang bertumpu pada sekolah melakukan persiapan-persiapan dan pembenahan-pembenahan, baik dari segi  sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, proses pembelajaran, pembiayaan, dan manajemen. Secara eksternal pendidikan bertumpu di sekolah ini, secara mutlak tidak dapat melakukan fungsi-fungsi manajerialnya sendiri, hal ini disebabkan karena keterbatasan baik dari segi manajemen, profesionalitas pendidik, tingkat penguasaan metodologis pengajaran, serta pembiayaan.
Lembaga pendidik yang berkualitas merupakan dambaan setiap komponen masyarakat, baik komponen masyarakat sekolah yang   terdiri dari peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan , maupun masyarakat dalam arti luas yaitu orang tua atau masyarakat lain dari pengguna pendidikan atau simpatisan yang menaruh perhatian  terhadap kuantitas dan kualitas output sekolah, yang pada akhirnyaakan menggunakan jasa pendidikan yang berkualitas tersebut.
Salah satu kendala untuk mewujudkan sekolah yang menghasilkan produk yang optimal yaitu pihak sekolah hanya mendekati dari satu sisi misalnya, dari sisi peningkatan kualitas penndidik dan tenaga kependidikan; sisi sarana dan prasarana pendidikan; sisi proses pembelajarannya; atau hanya melihatnya dari sisi peserta didik; bahkan tidak menutup kemungkinan dari hasil prosesnya saja, misalnya dalam bentuk hasil ujian.
Pada Sub Bab karakteristik sekolah, diuraikan Adanya kebijakan dalam rangka mengintegrasikan informasi kedalam pendidikan merupakan suatu terobosan yang diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Sejauh ini pengembangan teknologi Informasi terkonsentrasi di sekolah kota sedangkan sekolah di pusat desa dan di ujung desa sebatas retorika. Walaupun komitmen pemerintah menyatakan melakukan kebijakan internet masuk desa. Sehingga terjadi kesenjangan pendidikan sekolah pusat kota dan sekolah pusat desa serta sekolah di ujung desa. Banyak faktor yang menyebabkan terjadi kesenjangan ini, salah satunya adalah infrastruktur sekolah belum memenuhi standar, fasilitas perangkat keras dan perangkat lunak teknologi informasi belum merata (computer, jaringan internet, disamping itu distribusi guru yang belum merata). Kondisi ini diperparah dengan tidak sesuainya kualifikasi guru yang mengajar suatu mata pelajaran, serta guru lamban dalam memahami dam menguasai informasi teknologi yang disinergikan di dalam proses pembelajaran dalam mengintegrasikan Teknologi & Komunikasi ke dalam pendidikan, kita mampu memperkecil kesenjangan pendidikan, kita mampu memperkecil kesenjangan antara pusat kota dan ujung desa.
Pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan, namun lembaga pendidikan yang masih menggunakan sistem tradisional dalam proses pembelajaran di jenjang sekolah dan perguruan tinggi yang kita anggap memberikan informasi dengan sangat lambat dan tidak seiring dengan perkembangan teknologi informasi.
Pada sub bab Mengapa perlu desain pembelajaran
        Desain pembelajaran merupakan fungsi yang sangat esensial karena pengelolan dan evaluasi pembelajaran pada hakikatnya tergantung pada desain pembelajaran yang telah dibuat oleh pendidik. Perancangan setiap kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara sistematik.
       Upaya pengembangan desain pembelajaran ini amat penting untuk dilakukan oleh seseorang pendidik. Esensi dari desain pembelajaran adalah merancang seperangkat tindakan yang bertujuan untuk mengubah situasi yang diinginkan. Demikian pula pengembangan bahan pembelajaran dan evaluasi, baik proses maupun hasilnya. Berdasarkan UU 14 Tahun 2005 menyatakan bahwa guru adalah pendidik yang professional, profesi adalah pekerjaan profesi sebagai pendidik harus memiliki keterampilan desain pembelajaaran, selain dia harus memfasilitasi dirinya dengan seperangkat pengalaman, keterampilan  dan pengetahuan tentang keguruan sesuai keilmuan yang ditekuninya.  
     Banyak guru dalam mengajar, masih terkesan gugur kewajiban. Guru semacam ini, relative tidak memerlukan suatu desain yang baik, strategis, kiat dan berbagai metode tertentu dalam mengajar. Baginya, bagaimana sebuah peristiwa embelajaran dapat berlangsung. Mereka tidak peduli dengan latar belakang siswa dan karakteristiknya, mereka merasa tidak perlu membuat perencanaan mengajar, perencanaan dan pengembangan tujuan, kompetensi dan indicator, perencanaan pesan, mereka mengabaikan penggunaan media dalam pembelajaran, mereka mengabaikan di dalam pembelajran selain ada evaluasi sumatif dan formatif juga harud dilakukan evaluasi komperehensif dan alternatif yang lebih berdasarkan pada fortopolio dan diutamakan penilaian kinerja peserta didik berbasis kelas, dan mereka juga mengabaikan belajar tuntas, dan yang tidak kalah penting yang mereka abaikan adalah aspek-aspek akademis, psikologis, sosiologis, dan budaya dalam pembelajaran.  buku ini memuat tuntunan praktis dan teknis bagi calon guru, mahasiswa dan praktisi pendidikan lainnya, yang memiliki kepedulian dan ingin menjadi menjadi guru professional dan kompetensial.
Pada sub bab desain kurikulum dan pengembangan guru peserta didik berbasis teknologi informasi  menguraikan perkembangan teknologi informasi menciptakan perubahan-perubahan dalam pekerjaan, kompetensi yang dibutuh pun berubah. Pengggunaan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah merupakan satu keharusan yang harus dilakukan oleh para pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran sekolah hari ini tertantang dengan hadirnya teknologi informasi (internet).

  1. BAB II
Pada bab II berisi tentang desain tujuan pembelajaran, bab ini terdiri dari sub bab pendahuluan tujuan pendidikan dan pengajaran diartikan sebagai suatu bentuk usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa/mahasiswa sebagai subjek belajar, sehingga member kearah mana proses belajar mengajar itu di bawa dan dilaksanakan.
Proses pembelajaran penyelenggaraan pendidikan secara formal dan non formal di Indonesia sudah berlangsung lama, namun sistem penyelenggaraan dan hasil belum sesuai yang kita harapkan salah satunya fakta konkritnya yaitu masih terlalu sedikit para pendidik di sekolah dan perguruan tinggi yang menerapkan rumusan tujuan instruksional secara benar dan jelas.
Pada sub bab ini diuraikan keharusan tujuan pembelajaran karena merupakan suatu keharusan bagi dosen, guru (pendidik) dalam rangka merumuskan atau merancang bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.  
Pada sub bab manfaat tujuan pembelajaran. tujuan instruksional lahir dangan diawali oleh usaha B.F.Skinner pada tahun 1950 yang menerapkan ilmu behavioris kemudian dari teori skinner Robert mager menyusun buku dangan judul instruksional objective (1962) yang pada tahun 1970 an telah diterapkan secara meluas di seluruh dunia termasuk Indonesia. Teori ini diterapkan pada saat pengajar merumuskan atau merancang satuan pelajaran dan bahan pelajaran.
Pada sub bab taksnomi tujuan pembelajaran. tujuan instruksional dituangkan dalam tiga kawasan intruksional yaitu kawasan kognitf, afektif, dan psikomotorik. Menurut benyamin S. Bloom dan D. Kratwool taksonomi diartika sebagai salah satu metode klasifikasi tujuan instruksional secara berjenjang dan progresif ke tingkat yang lebih tinggi.

            pada sub bab teknik menulis tujuan pembelajaran diuraikan  secara umum tujuan instruksional di bagi dua yakni 1) tujuan pembelajaran umum (TPU) yang biasa disebut juga maksud, atau tujuan akhir. 2) tujuan pembelajaran khusus (TPK) disebut tujuan saja.
            Pada sub bab format untuk menulis tujuan pembelajaran diuraikan tata bahasa merupakan unsur yang perlu diperhatikan dalam menulis tujuan. Sebab dari unsur tersebut dapat dilihat konsep atau proses berpikir seseorang dalam menuangkan ide-idenya. Menurut mager tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dengan jelas, artinya tanpa diberi penjelasan tambahan apapun, pembaca (guru,siswa atau sasaran didik lainnya sudah dapat menangkap maksudnya.

  1. BAB III
 Pada bab III ini diuraikan tentang merancang dan mengorganisasi materi pelajaran. Materi atau bahan pelajaran yang kita rancang, mesti telah terseleksi dan terorganisir disesuaikan tingkat kemampuan siswa yang akan belajar, apakah muatan itu pada ranah pengetahuan tingkat rendah, menengah  dan tinggi demikian juga ranah pemahaman dan ranah keterampilan.
Pada sub bab menyusun materi bahan ajar diuraikan tingkat belajar yang paling  rendah menurut Gagne adalah informasi verbal, karena tingkat ini menuntut hafalan, mengingat kembali atau kemampuan menentukan berbagai fakta khusus.
Pada sub bab tanggungjawab professional menguraikan guru harus memiliki tanggungjawab atas muatan/materi pelajaran yang di sampaikan terhadap siswa secara professional, tanggungjawab tersebut secara penuh atau akuntabilitinya. Menetapkan tujuan instruksional khusus. Tidak hanya itu pelayanan terhadap siswa dalam berinteraksi, memberi kesempatan siswa untuk bertanya lebih banyak, waktu lebih banyak dikuasai oleh siswa dan siswalah sebagai sebagai titik pusat belajar.   

  1. BAB IV
Pada bab IV berisi tentang “Desain karakteristik peserta didik, ini terdiri dari  sub-sub bab yaitu karakteristik peserta didik diantaranya 1) entering behavior (perilaku awal) yaitu perilaku yang diperilaku terminal tertentu yang baru. 2) latar belakang akademis dan sosial. Faktor-faktor akademis, sosial dan psikologis.
Sub bab perkembangan individu peserta didik pengetahuan tentang perkembangan individu murid, siswa, dan mahasiswa (peserta didik) dalam proses pembelajaran sanga penting bagi guru, dosen (pendidik), orang tua, stakeheldor dalam dunia pendidikan formal maupun non formal.
Pada sub bab Belajar dan fase-fase prkembangan individu diuraikan fase-fase perkembangkan pada manusia sejak dari masa kanak-kanak sampai tua, dikemukan oleh Havinghurst yang dikutip oleh Made pidarta, 1997 sbb: fase perkembangan masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa awal, masa setengah baya, masa tua.
Pada sub bab perkembangan individu secara didaktis diuraikan masa usia pra sekolah, masa usia jenjang pendidikan dasar, masa usia jenjang pendidikan menengah (masa remaja), masa usia jenjang pendidikan tinggi (umur 18 hingga umur 25 tahun).
  1.  BAB V
Pada Bab ini desain proses pembelajaran.  Pada bab ini diuraikan proses pembelajaran merupakan kegiatan fundamental dalam proses pendidikan yang  mana terjadinya proses belajar yang tidak terlepas dari proses mengajar.
Pada sub bab konsep dan makna belajar. Belajar di defenisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang di hadapi, dengan keadaan bahwa karakteristik- karakteristik dari perubahan sementara dari organisme. Makna dari proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku, karena memperoleh pengalaman baru. Pada sub bab teori-teori tentang pembelajaran dikemukakan aliran psikologi yang sangat mempengaruhi pembelajaran yaitu 1) teori belajar behaviorisme yang memandang individu dari sisi jasmaniah tanpa melihat aspek mental.  Yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. 2) teori belajar humanistic yang dipelopori oleh abrham maslow yang melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada ketidaknormalan atau sakit seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisis freud. 3) teori belajar konstruktivisme merupakan teori perkembangan menurut piaget yang salah satu teorinya memahami perkembangan kognitif. Piaget mengatakan bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu: (1) sensory motor, (2) pre operational, (3) concrete operational, (4) formal operational.
Pada sub bab penetapan standar proses pembelajaran diuraikan yaitu perencanan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar dan pengawasan proses pembelajaran, untuk terwujudnya proses proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Pada sub bab model-model pembelajaran diuraikan 1) model pembelajaran kooperatif yang merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. 2) model pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan pesera didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan.
Pada sub bab metode-metodedalam pembelajaran diuraikan beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu (1) metode ceramah, (2) metode Tanya jawab,  (3) metode diskusi, (4) metode tugas dan resitasi, (5) metode kerja kelompok, (6) metode demonstrasi dan eksperimen (7) metode sosiodrama dan eksperimen (8)metode problem solving (9)metode susun regu (10) metode latihan (drill), (11) metode karyawisata.
Pada sub bab faktor-faktor dominan dalam peningkatan mutu proses pembelajaran di sekolah seperti yang disarankan oleh sudarwan Danim yaitu dengann melibatkan lima faktor yang dominan seperti kepemimpinan kepala sekolah, siswa, guru, kurikulum, dan jaringan kerjasama. Pada sub bab strategi peningkatan mutu proses pembelajaran diuaraikan untuk meningkatakan mutu pendidikan pembelajaran harus di awali dengan strategi peningkatan pemerataan pendidikan, dimana unsur makro dan mikro pendiikan ikut terlibat untuk menciptakan (equality dan equity).
E. BAB VI
Pada Bab VI ini, berisi tentang  proses interaksi sehingga menurut (surakmad, 1986) menggolongkan interaksi kepada tiga hal yakni pengalaman riil yaitu segenap media di dalam kehidupan sehari-hari, pengalaman buatan yaitu segenap media yang sengaja diciptakan untuk mendekatkan pengertian pada pengalaman riil. Pengalaman verbal yaitu dimana bahasa adalah alat utama, baik lisan maupun tertulis.
Pada sub bab memahami ciri-ciri interaksi pembelajaran diuraikan komponen pendukung interaksi edukatif yaitu tujuan yang ingin dicapai, ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi, ada siswa yang aktif, ada guru yang berperan, ada metode yang relevan, ada situasi yang mendukung dalam proses pembelajaran, ada penilaian terhadap hasil interksi.

  1. BAB VII
Pada bab VII ini diuraikan tentang desain pesan pembelajaran. pada sub bab hakikat merancang pesan diuaraikan rancangan pesan melibatkan perencanaan untuk manipulasi bentuk fisik pesan. Hal ini mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi, ingatan yang menunjukkan spesifikasi pada bentuk pesan yang membantu pengirim dan penerima.
Pada sub bab jenis-jenis pesan diuaraikan pesan verbal, pesan non verbal. Pada sub bab interaksi pesan verbal dan non verbal diuraikan dalam suatu komunikasi berbagai saluran, konteks dan pesan terjadi secara serentak. Semuanya tidak pernah terpisah secara absolut, tapi terinteraksi. Maka pesan verbal, konteks, ekspresi muka dan suara, satu sama lain saling mempengaruhi dan memberikan peran yang semuanya amat sangat menetukan bagi interpretasi serta responnya.  
Pada sub bab proses pembelajran dan pengemasan pesan diuraikan di dalam suatu pembelajran guru memberikan atau menyampaikan informasi kepada siswa dalam bentuk pesan tertulis dan lisan. Pada sub bab pendekatan dalam penyampaian pesan dijelaskan pendekatan yang diambil guru mengajar sebagian besar bersifat taktis. Pendekatan yang berkisar pada pemilihan alternatif- alternatif. Pada sub bab pendekatan psikologi dalam berkomunikasi diuraikan proses komunikasi timbal balik disebutkan juga interaksi dalam arti saling mempengaruhi individu yang satu dengan individu lainnya. 

  1. BAB VIII
Pada bab ini diuraikan desain kelas dan peserta didik pada sub bab ukuran kelompok peserta didik di kelas dijelasakan berdasarkan pada pelaksanaan pendidikan teori pendidikan. Pada sub bab ukuran kelas optimal dibagi menjadi kelas besar dan kelas kecil.
Pada sub bab rentang control jumlah kelas yang besar sangat mempengaruhi eektifitas pembelajaran dan berpengaruh pula dalam komunikasi pembelajaran.  pada sub bab konsekuensi dan bertambah besarnya kelompok pada umumnya penelitian membuktikan bahwa besanya kelompok mempunyai beberapa akibat.

  1. BAB IX
Pada bab ini diuraikan bagaimana desain pengelolaan kelas.  Pada sub bab pengertian pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan oleh guru dosen dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi optimal. Pada sub bab penerapan asas-asas didaktik dalam proses pembelajaran di kelas meliputi asas keterlibatn belajar siswa secara aktif di kelas, asas memberikan motivasi.
Pada sub bab dimensi pengelolaan kelas dibagi menjadi dimensi pencegahan, dimensi tindakan, dan dimensi penyembuhan. Pada sub bab kondisi dan situasi belajar di kelas diuaraikan berdasarkan kondisi fisik.   Pada sub bab komponen pengelolaan kelas meliputi tindakan preventif dan tindakan refresif.

  1. BAB X
Pada bab ini diuraikan desain strategi dan metode pembelajaran. pada pemilihan strategi pembelajaran kita mengajukan dua pertanyaan yaitu seberapa jauh strategi yang  di susun itu di dukung dengan teori-teori psikologi dan teori pembelajaran? kedua, seberapa jauh strategi ini disusun secara tepat dalam membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah detetapkan sebelumnya. Pada sub bab komponen belajar dibagi menjadi komponen utama pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran urutan kedua sub komponen penyajian, ketiga sub komponen penutup.

  1. BAB XI
Pada bab ini diuraikan desain media dan sumber pembelajaran diuraikan berdasarkan pemanfaatn media, difusi inovasi, implementasi dan instusionalisasi, kebijakan dan peraturan-peraturan. Pada sub bab klasifikasi penggolongan media pembelajaran digolongkan berdasarkan media audio (media dengar). Pada sub bab sumber pembelajaran dibagi dua yakni sumber pembelajran yang sengaja direncanakan dan sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan.
            Pada sub bab desain pengembangan sumber belajar mencakup apa saja yang digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan menampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar. Pada sub bab pemberdayaaan sumber belajar Sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar. Pada sub bab ruang kelas sebagai sumber belajar dapat dilakukan brbagai aktivitas pendidikan dan pengajaran dengan berbagaai pendekatan mengajar.  

  1. BAB XII
Pada bab ini diuraikan desain tugas dan tagihan belajar diuraikan berdasrkan jenis tagihan belajar dan tugas, sumber informasi, dan merinci tugas.
  1. BAB XIII
Pada bab desain pembelajaran. pada sub bab jenis-jenis pola menilai hasil belajar di bagi  menjadi ujian tertulis, ujian objektif. Pada sub bab merancang alat ukur setiap alat ukur memiliki keunggulan dan kekurangan.
  1. BAB XIV
Pada bab ini diuraikan pada sub bab profesi dan kompetensi guru dibagi menjadi konsepsi dan cirri-ciri profesi, guru sebagai profesi, mengapa guru harus professional, kompetensi guru.
  1. BAB XV
Pada bab ini diuraikan menjad guru profesionalfiuraikan berdasrkan paradigma profesionalitas guru, guru sebagai profesi, mengapa guru harud professional dalam mendesain pembelajaran, profesionalisme guru, etika profesi keguruan.
  1. BAB XVI
Pada bab ini diuraikan desain penelitian tindakan kelas sebagai model pengembangan peserta didik. Diuraikan mengapa perlu penelitian tindakan kelas (PTK) dalam pembelajaran, urgensi penelitian tindakan kelas bagi guru dan dosen, keharusan guru dan dosen meneliti, langkah-langkah penelitian tindkan kelas,kajian teori, perumusan hipotesis tindakan, pembuatan rencana dan prosedur tindakan.

  1. BAB XVII
Pada bab ini desain pembelajaran berbasis teknologi informasi diraikan berdasarkan pembelajaran berbasis internet, metode pembelajaran bebasis internet, media pembelajaran berbasis komputer, kompetensi profesi guru berbasis ict dan pendidikan dan penyiapan SDM berbasis IT.

 III. ANALISIS
Secara umum buku ini memiliki kelebihan dengan memberikan penjelasan dan petunjuk yang sangat baik bagaimana mendesain pembelajaran dalam era globalisasi. desain pesan pembelajaran. pada sub bab hakikat merancang pesan diuaraikan rancangan pesan melibatkan perencanaan untuk manipulasi bentuk fisik pesan. Hal ini mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi, ingatan yang menunjukkan spesifikasi pada bentuk pesan yang membantu pengirim dan penerima.
Pada sub bab jenis-jenis pesan diuaraikan pesan verbal, pesan non verbal. Pada sub bab interaksi pesan verbal dan non verbal diuraikan dalam suatu komunikasi berbagai saluran, konteks dan pesan terjadi secara serentak. Semuanya tidak pernah terpisah secara absolut, tapi terinteraksi. Maka pesan verbal, konteks, ekspresi muka dan suara, satu sama lain saling mempengaruhi dan memberikan peran yang semuanya amat sangat menentukan bagi interpretasi serta responnya. 
Proses pembelajran dan pengemasan pesan diuraikan di dalam suatu pembelajran guru memberikan atau menyampaikan informasi kepada siswa dalam bentuk pesan tertulis dan lisan. Pendekatan dalam penyampaian pesan dijelaskan pendekatan yang diambil guru mengajar sebagian besar bersifat taktis. Pendekatan yang berkisar pada pemilihan alternatif- alternatif. Pada sub bab pendekatan psikologi dalam berkomunikasi diuraikan proses komunikasi timbal balik disebutkan juga interaksi dalam arti saling mempengaruhi individu yang satu dengan individu lainnya.

REFRENSI
Arikunto, suharsimi. 1989. Dasar evaluasi pendidikan. Jakarta :PT  bumi aksar.

Andhika .2005.apa itu internet? ( www.andhika.com ) diambil 25 februari 2006

Bermawi munthe. 2009. Desain pembelajarn. Yogyakarta : pustaka insan madani







































Tidak ada komentar:

Posting Komentar